Sunday, June 01, 2014

Cinta Sepihak



Di Dunia ini ... siapa yang tak tahu kalau cinta sepihak itu menyakitkan? Namanya manusia kalau sudah suka apalagi memasuki tahap cinta pasti (tidak munafik) memiliki rasa ingin memiliki. Begitu juga dengan kasus cinta sepihak. Bedanya di sini, ada salah satu pihak yang tidak akan bisa memiliki walaupun dia sangat ingin memiliki. Sebenarnya perasaan ingin memiliki inilah yang benar-benar bikin sakiiiiiiiiiittt....
Seberapa sakit kah hal itu? Orang yang meskipun telah mengalami suka terus cinta bahkan cinta mati pada seseorang belum tentu mengetahui rasanya. Terkecuali rasa suka dan cinta serta cinta mati itu ditolak mentah-mentah oleh sang objek.
Sayangnya  karakter utama kita dalam fanfict ini (Uzumaki Naruto) sangat tahu bagaimana sakitnya cinta sepihak tersebut. Entah harus berterima kasih atau justru mengutuk sang objek yang telah membuatnya benar-benar merasakan sakitnya cinta yang bertepuk sebelah tangan ini. Alih-alih dari semua itu Naruto justru sangat mencintainya (ya iyalah ... kalau nggak cinta mana mungkin terjadi cinta sepihak di sini). Dan sang objek—entahlah ... mungkin sang objek tidak mencintainya sehingga cerita fanfict ini berakhir dengan kisah cinta Naruto yang sepihak.
Pertanyaannya adalah: sampai kapan Naruto akan bertahan?

Tuesday, October 08, 2013

0330



Malam itu, sang fajar bahkan belum menunjukan wujudnya di katulistiwa. Sang ayam jantan perkasa juga belum menunjukan tanda-tanda akan bersiap melaksanakan tugasnya sebagai alarm alamiah. Tapi mengapa kau telah memaksa kedua kelopak matamu untuk terbuka? Sukmamu yang sekarang entah berada di mana dipaksa kembali pada jasadmu kemudian dituntut untuk segera keluar. Ya, keluar. Benar-benar keluar. Keluar menuju kedinginan yang menusuk hingga ke tulangmu.
Seniormu itu kejam bukan? Mau bagaimana lagi? Kau hanyalah seorang junior yang bahkan tidak memiliki daya dan upaya untuk melawan. Lagipula telah tertanam kokoh di hati dan pikiranmu bahwa semua hal—yang menurutmu kejam itu—adalah demi kebaikanmu di masa depan.
Dengan langkah kaki yang gontai nan ogah-ogahan, kamu tetap menuruti perintah seniormu—orang yang dengan sesuka hatinya membangunkan tidurmu dan membuyarkan mimpimu dengan sang pujaan hati.
“Cepat lari! Lelet kalian, dasar kaki siput! Gini calon....”
.
.
.
.
.
V96 # 60V

Baby, Look at Me Now!

"Sakura-chan, cobalah yang satu ini!"
Seorang lelaki—sepertinya sih tunanganmu—menarik tangan kirimu yang kemudian memasukan sebuah cincin perak bertahtakan berlian di jari manismu.
Kamu memang tidak menolak. Namun dalam hati kamu jelas berontak. Terlihat dari raut wajahmu yang sama sekali tidak ada mood untuk menanggapi segala apa yang tunanganmu omongkan.
Raut wajah itu sama sekali tidak berubah sampai kamu mencoba cincin kelima yang dipilihkan tunanganmu. Sesekali kamu hanya mengulum senyum mencoba mengimbangi sang tunangan yang tertawa entah karena apa—kamu tidak fokus untuk mengetahui alasannya (atau tidak tertarik?).
"... Benar tuan ini adalah cincin pertunangan terbaik yang kami miliki. Saya rasa warna batu yang senada dengan mata tunangan Anda benar-benar akan mengimbangi," seorang pelayan toko menjelaskan cicin ketujuh yang dipilih oleh tunanganmu, "juga, kalau anda mau, saya bisa ambilkan cincin pasangannya yang senada dengan warna mata anda." Lanjutnya ditutup dengan senyuman.
Sakura, kamu masih tidak fokus. Emerald-mu bahkan tidak lebih cemerlang dari batu cincin yang kini telah setengah jalan untuk melingkar di jari manismu. Emerald-mu menerawang jauh di luar pintu toko berharap bisa cepat melewati pintu tersebut. Emerarld-mu kosong ... benar-benar kosong sampai ... emerald-mu tiba-tiba membulat sempurna saat seseorang yang merupakan sumber ketidak-fokusanmu mulai mendekat...
... semakin dekat...
... lebih dekat...
... dekat...
—Oke! Ini terlalu dekat, pikirmu.
Kamu segera memalingkan wajah sesaat setelah sadar seseorang yang merupakan sumber ketidak-fokusanmu itu berada tepat di depan matamu. Kamu tau dengan sangat bahwa hati kecilmu ingin sekali melihat orang tersebut...
Namun keadaan berkehendak lain, Sakura.
Orang tersebut tidak menghiraukanmu yang sudah secara implisit mengusirnya. Alih-alih dia justru merampas tanganmu dari tunanganmu. Padahal tunanganmu baru saja selesai memakaikan cincin padamu—tampa kamu sadari, tentu saja.
"Sas-sasuke-kun...?" gumanmu hampir bersamaan dengan umpatan kesal tunanganmu yang membetak keras—
—"Hoi! BAKA!"
... Tampa menghiraukan satupun suara yang dia dengar. Sasuke-kun—begitu panggilanmu padanya (tidak sopan juga kalau memanggilnya Baka)—tetap melaksanakan aksinya membawa paksa dirimu keluar dari tempat memuakan ini. Membawamu cukup jauh. Cukup jauh untuk kalian bisa berduaan.
Tunanganmu itu cengo di tempat. Entah ... apa karena dia tidak sempat atau memang dia tidak niat, bukannya mengejar lelaki yang menculikmu dia justru menghela napas cukup panjang, "Si Baka Pantat Ayam itu menculik Sakura tepat di depan mataku. Dia sungguh jenius Uchiha yang tau bagaimana caranya menculik mempelai wanitanya lengkap beserta cincin pertunangan yang belum dibayar."
Sebenarnya calon tunanganmu itu ingin sekali melempar dengan keras kotak cincin yang dia pegang sejak tadi. Niatnya itu diurungkan karena menyadari seorang pelayan yang tengah menatapnya dengan cukup tajam. Cukup tajam untuk membuat calon tunanganmu itu salah tingkah. Membuat matanya melihat kesegala arah sebelum akhirnya bersuara, "Pesan satu cincin lagi dengan manik onyx."
.
.
.
.
.
V96 # 60V

Tuesday, March 12, 2013

Gunting, Batu, Kertas!


Inilah yang terjadi bila Sasuke dan Itachi bermain-main tak jelas. Dua jenius Uchiha ini selalu bisa menikmati permainan mereka dengan cara mereka masing-masing. Walaupun permainan tersebut hanya permainan populer sederhanya yang disebut “batu, gunting, kertas!”
Namun selalu saja seperti ini: si sulung dengan harga diri yang telah terlanjur tinggi tidak akan pernah menyerah pada si bungsu. Pemuda yang baru berusia sepuluh tahun ini tidak mau kalah dari adiknya yang masih berusia tujuh tahun. Terbukti seperti sekarang ini...
“YEY! Sasu menang. Gunting mengalahkan kertas!”

Yes, I am Jealous

“Apa kau yakin Sasuke?” suara parau—yang di buat-buat—Gadis dengan iris emerald ini semakin terdengar putus asa, ... begitu meyakinkan!
Sebenarnya Sakura tidak yakin pada rencana pemuda yang terkenal dengan baby face-nya itu. Tidak heran, karena Sakura memang baru mengenalnya, tapi Sasori—pria dengan baby face—yang sebentar ini dikenalnya, dia tahu pasti bukanlah seorang yang bodoh. Jadi apa salahnya jika dia mempercayakan nasib cintanya—yang selama ini belum dapat balasan dari Sasuke—pada rencana Sasori?
Mata onix Sasuke menatap mantap emerald Sakura. “Tentu saja. Meski tidak 100%...,” Sasuke sedikit menggantung ucapannya. Hal ini sukses membuat emerald yang ditatapnya membulat meski tak sempurna, menandakan sang pemilik semakin tak percaya bahwa memang rencana ini akan berhasil. “—Tapi aku yakin 99,9%.” Lanjut Sasuke yang sukses menambah keyakinan Sakura.
Emerald yang tadi hampir membulat kini normal kembali. Seulas senyum keyakinan terlukis di bibir mungil Sakura. Sakura menyandarkan punggungnya pada sofa milik Sasuke mencoba untuk berelaksasi. Begitu pula dengan Sasuke.
Hening. Hanya terdengar sayup-sayup angin yang mencoba memasuki ruangan dari pentilasi udara yang  minim di ruangan tersebut. Diam-diam Sakura mencuri pandang pada Sasuke tanpa sepengetahuan sang objek.
“Boleh kubertanya sesuatu?” ucapan Sakura sukses memecahkan keheningan yang ada.
“Hn,”
Kedua tangan Sasuke berada dibelakang lehernya, mencoba menopang kepalanya yang bersandar di sofa. Matanya tertutup, tapi bukan berarti tertidur.
“Kenapa Kau membantuku untuk membuat Sasori cemburu?”

Monday, March 11, 2013

CRAAASSSHHH!!!

Ini nih ... salah satu warga Konoha yang tahu benar bagaimana caranya menikmati hari Minggu. Namanya Uchiha Sasuke, remaja labil yang akan beranjak dewasa. Tahu kan, proses menuju kedewasaan itu seperti apa...? Jadi, makhluk bernama manusia biasanya—sekali lagi ini hanya kebiasaan yang sudah berlangsung entah sejak kapan—akan mengalami serangkaian proses ini sebelum menuju kedewasaan. Diawali dengan....
 
I'am Meli Blogger Template by Ipietoon Blogger Template