"Sakura-
chan, cobalah yang satu ini!"
Seorang lelaki—
sepertinya sih tunanganmu—menarik tangan kirimu yang kemudian memasukan sebuah cincin perak bertahtakan berlian di jari manismu.
Kamu memang tidak menolak. Namun dalam hati kamu jelas berontak. Terlihat dari raut wajahmu yang sama sekali tidak ada
mood untuk menanggapi segala apa yang tunanganmu omongkan.
Raut
wajah itu sama sekali tidak berubah sampai kamu mencoba cincin kelima
yang dipilihkan tunanganmu. Sesekali kamu hanya mengulum senyum mencoba
mengimbangi sang tunangan yang tertawa entah karena apa—kamu tidak fokus
untuk mengetahui alasannya (atau tidak tertarik?).
"... Benar
tuan ini adalah cincin pertunangan terbaik yang kami miliki. Saya rasa
warna batu yang senada dengan mata tunangan Anda benar-benar akan
mengimbangi," seorang pelayan toko menjelaskan cicin ketujuh yang
dipilih oleh tunanganmu, "juga, kalau anda mau, saya bisa ambilkan
cincin pasangannya yang senada dengan warna mata anda." Lanjutnya
ditutup dengan senyuman.
Sakura, kamu masih tidak fokus.
Emerald-mu bahkan tidak lebih cemerlang dari batu cincin yang kini telah setengah jalan untuk melingkar di jari manismu.
Emerald-mu menerawang jauh di luar pintu toko berharap bisa cepat melewati pintu tersebut.
Emerarld-mu kosong ... benar-benar kosong sampai ...
emerald-mu tiba-tiba membulat sempurna saat seseorang yang merupakan sumber ketidak-fokusanmu mulai mendekat...
... semakin dekat...
... lebih dekat...
... dekat...
—Oke! Ini terlalu dekat, pikirmu.
Kamu
segera memalingkan wajah sesaat setelah sadar seseorang yang merupakan
sumber ketidak-fokusanmu itu berada tepat di depan matamu. Kamu tau
dengan sangat bahwa hati kecilmu ingin sekali melihat orang tersebut...
Namun keadaan berkehendak lain, Sakura.
Orang tersebut tidak menghiraukanmu yang sudah secara
implisit mengusirnya.
Alih-alih dia justru merampas tanganmu dari tunanganmu. Padahal
tunanganmu baru saja selesai memakaikan cincin padamu—tampa kamu sadari,
tentu saja.
"Sas-sasuke-
kun...?" gumanmu hampir bersamaan dengan umpatan kesal tunanganmu yang membetak keras—
—"Hoi!
BAKA!"
... Tampa menghiraukan satupun suara yang dia dengar. Sasuke-
kun—begitu
panggilanmu padanya (tidak sopan juga kalau memanggilnya Baka)—tetap
melaksanakan aksinya membawa paksa dirimu keluar dari tempat memuakan
ini. Membawamu cukup jauh. Cukup jauh untuk kalian bisa berduaan.
Tunanganmu itu
cengo
di tempat. Entah ... apa karena dia tidak sempat atau memang dia tidak
niat, bukannya mengejar lelaki yang menculikmu dia justru menghela napas
cukup panjang, "Si
Baka Pantat Ayam itu menculik Sakura tepat
di depan mataku. Dia sungguh jenius Uchiha yang tau bagaimana caranya
menculik mempelai wanitanya lengkap beserta cincin pertunangan yang
belum dibayar."
Sebenarnya
calon tunanganmu itu ingin sekali melempar dengan keras kotak cincin
yang dia pegang sejak tadi. Niatnya itu diurungkan karena menyadari
seorang pelayan yang tengah menatapnya dengan cukup tajam. Cukup tajam
untuk membuat calon tunanganmu itu salah tingkah. Membuat matanya
melihat kesegala arah sebelum akhirnya bersuara, "Pesan satu cincin lagi
dengan manik
onyx."
.
.
.
.
.
V96 # 60V